Bahasa Indonesia · My 2 Cents · Self-Reflection

Just another late post

18 Ramadhan 1437 H

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Tuhan Maha Baik.

Itulah yang ayah saya selalu ingatkan, bahwa Allah Maha Baik dan berkhusnudzan lah kepada-Nya. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka kita? Dan bahwa Allah selalu menjawab doa-doa hambaNya yang dhaif ini, benar juga adanya. Bahkan dengan melihat apa yang saya miliki, apa yang terjadi, apa yang saya rasakan dan lihat, Allah memberi lebih dari sekedar permohonan saya yang pengetahuannya terbatas ini. Untuk itu saya bersyukur. Allah Maha Mengetahui yang terbaik, Allah Maha Pengasih dan Pemurah. Well, jika saya dapat mengajukan permohonan langsung ke Sang Pencipta, meminta yang terbaik, mengapa saya harus merengek untuk diberikan sekedar yang ‘lebih baik’? Namun terkadang logika tidak, atau belum, mampu ya memahami setiap yang ‘terbaik’ atau hati kurang bersabar menunggu yang terbaik. Semoga Allah mengampuni. Anyways, prinsip saya sekarang, apapun yang terbaik itu seharusnya membuat diri lebih mencintai dan dekat dengan Yang Maha Penyayang. Semoga kita semua senantiasa diberikan hal-hal terbaik yang mendekatkan diri kepada Allah ya.

Yang terbaik akan hadir di waktu terbaik pula. Kurang baik apa Allah SWT kepada hambaNya ya? Sudahlah berlumur dosa tapi masih diberikan kesempatan untuk bertaubat, selalu malah. Sudahlah melakukan kesalahan berulang, masih pula Allah selalu menunda memberikan azab, memberi ruang untuk umatNya berpikir dan bertaubat. Allah Maha Pengampun. Benar juga adanya bahwa rahmat dan kasih sayang Allah SWT selalu mendahului balasanNya terhadap dosa-dosa manusia. Oleh karena itu, menurut saya, suatu berkah sendiri untuk merasa bersalah, mampu melihat kekeliruan yang dilakukan dan akhirnya berani mengakui kesalahan lalu mengambil pelajaran darinya. Bukankah itu pertanda bahwa Allah SWT tidak menutup hati, mata, telinga dan pikiran hambaNya? Semoga Allah senantiasa membuka setiap indera kita untuk menerima pelajaran dariNya.

Diberikan yang terbaik, diberi kesempatan untuk belajar dan bertaubat, durhaka sekali ya kalau manusia, khususnya saya, masih belum mau bersyukur juga. Allah berfirman bahwa nikmat akan bertambah jika manusia mampu bersyukur. Di luar tambahan nikmat yang dijanjikan, menurut saya merupakan sebuah ujian untuk melihat apakah diri ini mampu selalu bersyukur terhadap apa yang dimiliki, apa yang terjadi dan apa yang tidak dimiliki serta setiap hal yang terjadi? Waktu kecil dulu, orang tua sering mengingatkan agar saya bersyukur karena punya ini itu, bisa ini itu. Beranjak besar, ayah saya sesekali berbicara, “bersyukurlah karena itu tidak terjadi”atau “bersyukurlah karena kamu gak punya itu.” Saya tidak mempertanyakan mengapa saya harus bersyukur atas ketiadaan sesuatu sampai akhirnya saya mengerti. Hal ini lah yang saya coba sampaikan kepada suami dan teman-teman dekat, bersyukur atas apa yang dimiliki dan terjadi, bersyukur pula untuk setiap poin yang tidak dimiliki dan tidak terjadi.

Pada akhirnya, apapun itu, semoga dapat membawa kita lebih dekat ke Sang Pencipta ya.

Selamat melanjutkan ibadah di bulan Ramadhan, semoga menjadi berkah.

Salam,

DR

 

 

 

 

 

Leave a comment